Minggu, 28 Februari 2016

Nggak Enak Jadi Pemalu

Enak nggak sih jadi pemalu? ENGGAK! Mungkin di dunia ini tidak ada satu pun yang berfikiran ingin menjadi pemalu. Sama halnya dengan aku, aku sama sekali nggak suka jadi pemalu. Pemalu menjadikan kami merasa terbatas. Ruang gerak kami hanya di zona tertentu. Kami tidak dapat bebas berekspresi, kami hanya mengandalkan tulisan semacam buku diary untuk mencurahkan isi hati kami. Jadi, ada beberapa "kerugian" dari pemalu. Dan ini adalah beberapa kerugian berdasarkan pengalaman pribadiku
1. Pendiam.
Entah karena apa, pemalu itu selalu identik dengan pendiam. Secara naluri, pemalu akan akan lebih suka diam. Dalam sebuah diskusi, pemalu hanya akan menjadi pendengar. Kalaupun ada pendapat, kami lebih suka memendam di dalam hati. Kami tidak berani berpendapat karena kami malu.
2. Berhati dingin.
Pasti akan ada banyak orang di luar sana yang berfikir bahwa pemalu itu berhati dingin. Karena kebanyakan pemalu itu cuek. Eits, tapi itu hanya berlaku bagi orang yang belum mengenalnya. Kalau sudah kenal ya...kalian akan tahu betapa pedulinya kami. Kami sangat peduli meskipun tidak kami tunjukkan secara langsung. Saat kalian duduk di sebelah kami dan bertanya suatu hal. Kami hanya akan menjawab pertanyaan itu, tanpa menanyakan hal serupa kepada kalian. Ya karena kami malu.
3. Garing, ngebosenin.
Ha? Kenapa harus ngebosenin? Kenapa enggak ngeselasain? Hmm. Garing. Oke kembali ke topik. Pemalu itu ngebosenin tau, mereka garing, nggak bisa diajakin bercanda, kalau diajakin ngomong cuma dibales iya-enggak, kalau ditanya jawabannya pasti singkat padat nggak jelas. Oke... banyak orang berpendapat seperti itu, dan kalian harus tahu bahwa kami malu melakukan hal yang seperti kalian lakukan. Kami malu.
4. Penyendiri.
Kami nggak mau jadi penyendiri. Kami senang punya banyak teman. Kami senang dibutuhkan. Dan pilihan kami untuk menjadi penyediri itu bukan pilihan kami, meskipun mungkin ada satu dua dari kami yang senang menyendiri. Kenapa hal itu menjadi pilihan kami? Karena kami merasa tidak dibutuhkan saat berada di antara orang banyak. Meskipun kami sendiri tidak tahu mengapa kami merasa seperti itu. Karena hal itu hanya pikiran yang sebenarnya tidak akan pernah dilakukan oleh mereka. Kami sungguh pemalu.
5. Penakut.
Kami terlalu takut untuk keluar dari zona aman ini. Kami selalu menantikan akan ada seseorang yang menarik kami keluar, merasakan indahnya udara kebebasan berpendapat. Kami hanya percaya pasti akan ada saatnya, meskipun entah kapan itu. Kami sangat penakut. Mungkin saat berada di ruang rapat dan kami merasa ada panggilan batin, kami tidak berani untuk mengangkat tangan dan meminta izin. Kami lebih memilih menahannya sampai di rumah tercinta, istana kami, tempat ternyaman di seluruh dunia. Pemalu akan merasa takut berjalan sendiri. Kami tidak berani berjalan seorang diri di tengah kerumunan. Karena kami malu.
6. Bakat terpendam.
Kami selalu merasa iri dengan kebanyakan orang yang bisa menyalurkan bakat mereka. Mereka bisa melakukan sesuatu berdasarkan kemauan mereka tanpa batas. Bukan seperti kami, yang mungkin merasa mempunyai bakat tapi tidak kami salurkan karena malu.
Dan itulah kerugian menjadi seorang pemalu. Tentu saja hal itu bukan keinginan kami, kami merasa sangat rugi dengan hal itu. Can anybody help me?

2 komentar:

  1. Emang aku juga orangnya introvert banget, pemalu juga. Tapi mau gimana lagi, kalo ada disuatu yang berbeda. yang maksain kita buat ngomongin di depan umum kadang susah, tapi yaa tetep jalani aja.

    Jangan malu-malu kalo soal bakat, kalo bakat lo emang WowWW banget, kenapa orang lain ngga ngeliat dan ngasih pendapat, selagi itu positif :)

    BalasHapus
  2. iya, makasih. sudah memotivasi :) hihi

    BalasHapus